Kamis, 22 September 2016

Catatan Perkembangbiakan Burung Ciu Jawa/ White-browed Shrike-babbler (Pteruthius flaviscapis

                                          1.1 Ciu Jawa (Pteruthius flaviscapis), kiri betina dan kanan jantan.

Burung ini dulunya bernama Ciu Besar (Pteruthius flaviscapis). Saat ini sudah dipisahkan sebagai jenis tersendiri, menjadikan jenis yang terdapat di jawa menjadi endemik (Rheindt & Eaton 2009). Hidup berpasangan atau dalam kelompok campuran, bergerak melewati tajuk bawah dan tajuk atas, menangkapi serangga. Menyelinap menyamping di sepanjang ranting-ranting kecil, takun mencari makan. Burung yang sangat bersahabat dengan keberadaan manusia, sehingga memudahkan kita jika ingin mengamati dan atau memotret burung ini. Di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) burung ini bisa dijumpai salah satunya di kawasan RPTN Coban Trisula.


                        1.2 Indukan Betina mengerami telurnya (kiri).  Jumlah telur setiap masa biak yaitu 2 butir (kanan).

Masa berkembang biak burung ini di TNBTS tercatat 2 kali, yaitu periode April-Mei dan September-Oktober di kawasan RPTN Coban Trisula. (Koestriadi, 2016). Dalam 2 masa biak tersebut, burung ini membuat sarang pada pohon yang sama, yaitu cemara gunung (Casuarina junghuniana). Telur yang dierami berjumlah 2 butir. Sarang terbuat dari lumut (Usnea barbata) yang banyak terdapat disekitarnya (Toni Artaka, 2016).
Catatan perkembangbiakan pertama yaitu pada bulan April-Mei 2016. Aktifitas pembuatan sarang dimulai pada tanggal 20 April 2016. Esok lusanya terpantau sudah mulai anggrem atau mengerami telur. Hari Rabu tanggal 11 Mei 2016 (20 hari sejak masa mengeram) telur burung ini sudah menetas (sepasang, jantan betina).

                            1.2 Anakan umur 14 hari (kiri).  Indukan jantan sedang memberi makan anaknya (kanan)

Aktifitas memberi makan dari sang induk setiap harinya teramati sekitar 4-6 kali, lebih sering pada siang hari antara pukul 13.30 WIB s/d 15.30 WIB (3-4 kali), sisanya pada pagi hari. Masing-masing dari indukan (Jantan maupun Betina) turut andil dalam memberi makan sang anak, terutama sang ibu yang lebih sering. Jenis makanan yang diberikan yaitu berupa ulat. Uniknya, aktifitas memberi makan antara indukan jantan dan betina sedikit berbeda. Ketika ‘si Ayah’ memberi makan, ulat cukup ditaruh didekat si anak, tidak lama kemudian pergi. Berbeda dengan ‘si Ibu’ yang memberi makan, ulat yang diberikan pun tidak hanya ditaruh namun juga disuapin ke si anak. Dengan kata lain, yang aktif dalam memberi makan adalah indukan betina, sedangkan indukan jantan lebih kepada mencarikan makanan berupa ulat tadi. Masa njuju atau memberi makan pada si anakan berlangsung selama 21 hari (sama halnya dengan lama masa menetas telur). Kemudian, si induk akan mengajari anak untuk terbang, hanya butuh 2 hari si anak pun sudah  bisa terbang bebas dan mandiri.

Catatan lain dari pengamatan masa  biak burung Ciu Jawa ini adalah situasi dan kondisi serta perilaku burung saat membuat sarang hingga membesarkan anaknya. Burung ini memiliki kicauan yang berulang dengan nada sedang, namun akan meninggi dan berisik saat akan membuat sarang, dan itu berlangsung dalam waktu yang lama dalam sehari membuat sarang. Fakta Unik lain, dalam 2 kali masa biak ini si burung “menjatuhkan pilihan” posisi pohon sarang (Cemara Gunung) yaitu berdekatan dengan lokasi aktifitas manusia yaitu di sebelah selatan Kantor RPTN Coban Trisula serta sebelah timur kantor. Disamping si burung yang tidak sensitif dengan keberadaan manusia, mungkin juga karena faktor lingkungan  yang nyaman sehingga si burungpun memutuskan untuk membuat sarang di lokasi tersebut. Begitulah hendaknya kita sebagai manusia harus mampu berperan dalam kelestarian satwa liar. Memberikan kenyamanan dengan tidak mengusik mereka, membiarkan mereka hidup bebas di alam. Karena mereka memang lebih indah di alam. Salam Lestari !

Sumber Referensi :
-Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan (MacKinnon, dkk)
-Website : www.yayasankutilangindonesia.or.id


4 komentar:

  1. mantep mas broo... mampirteng bloge kulo mas hehe Http://arihidayatbms.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe siapp mas.. maturnuwun.. terinspirasi juga dari sampean mas.. joss

      Hapus
  2. Mantaap,. mungkin bisa kontak Imam biar bisa dibantu untuk publikasi di BirdingASIA,. keren ini catatannya.

    BalasHapus